KEDATANGAN KRISTUS DALAM WAHYU 19:11-16
Sebelumnya telah dibahas sosok penunggang kuda putih dalam wahyu 19:11-16, merupakan kedatangan Kristus yang kedua kali untuk menghakimi dan memerintah dengan penuh kemuliaan dan ketegasan.
Yang menjadi pertanyaan adalah apa sajakah kehebatan dari sosok penunggang kuda putih yang adalah Kristus sendiri? Atau, apa sajakah yang akan dilakukan Tuhan Yesus pada kedatangan-Nya yang kedua kali?
Jika kita membaca nats ini, paling tidak kita menemukan tiga hal mengesankan mengenai kehebatan Kristus Sang Penungang kuda putih, yakni Ia menyatakan diri sebagai Tuhan, Hakim, dan Raja yang kekal.
Kristus Menyatakan Diri Sebagai Tuhan (Ay 11-13).
Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: ‘Yang Setia dan Yang Benar’, Ia menghakimi dan berperang dengan adil. Dan mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas kepala-Nya terdapat banyak mahkota dan pada-Nya ada tertulis suatu nama yang tidak diketahui seorang pun, kecuali Ia sendiri.
Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: “Firman Allah”
(ay. 11-13)
(ay. 11-13)
Yang perlu kita ketahui terlebih dahulu mengenai kehebatan sang penunggang kuda putih tersebut ialah Ia datang sebagai Tuhan yang mulia. Ia adalah Tuhan yang mulia dan kehebatannya dahsyat dan sangat luar biasa.
Beberapa sifat dan gambaran kehebatan Kristus yang adalah Tuhan yang mulia:
- Ia Tuhan yang memiliki sifat ilahi yaitu yang setia dan benar.
Sifat Allah yang sejati adalah setia dan benar (Yun: πιστὸς καὶ ἀληθινός, pistos kai alethinos), dimiliki oleh Sang Penunggang tersebut. BIS menerjemahkan, “Penunggang-Nya bernama Sang Setia dan Sang Benar.”
Hal ini menunjuk kepada pribadi penunggang tersebut yang adalah Tuhan yang mulia, sebab ia disebut “Yang Setia dan Yang Benar”. Beberapa ayat Alkitab menyatakan bahwa Tuhan itu setia dan benar, yakni di dalam Ulangan 32:4; 1 Korintus 1:9; 1 Tesalonika 5:24; 2 Tesalonika 3:3; 2 Timotius 2:13; 1 Yohanes 1:9; 5:20; Titus 1:2; 12 Timotius 2:13.
- Mata-Nya bagaikan nyala api
Bukti lain bahwa penunggang kuda ini adalah Kristus sebab sama seperti yang digambarkan oleh Yohanes dalam Wahyu 1:14. Peter Wongso mengatakan, “Mata-Nya bagaikan nyala api, yang menunjukkan pemikiran serta motivasi Tuhan di dalam menyelidiki hati manusia.” Dengan kata lain, Ia menyelidiki atau mengetahui hati setiap orang.
Kristus sang penunggang kuda putih memiliki banyak mahkota di kepala-Nya. Peter wongso menjelaskan “Mahkota adalah tanda kemenangan, banyak mahkota menyatakan bahwa Ia menang atas segala pencobaan."
Sedangkan menurut Henky B. takdare mengatakan, “Kenapa bermahkota banyak? Karena mahkota ini Ia karuniakan kepada orang yang menang sampai pada ajalnya (2 Tim 4:6-8; Mat 24:13; Yak 1:12).”
Apapun alasan mahkota-Nya yang banyak, yang pasti Ia Sang Penunggang Kuda memiliki banyak mahkota yang menggambarkan keberadaanNya sebagai Tuhan yang penuh dengan kemuliaan dan kedahsyatan. Bahkan nama-Nya tidak diketahui seorang pun, kecuali Dia.
- Memakai Jubah yang Telah Dicelup dalam Darah
Kehebatan Sang Penunggang kuda putih lainnya, Ia telah meraih kemenangan sebagai Tuhan Allah yang mulia dan dahsyat. Kata “Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah”, dalam terjemahan BIS, “Jubah yang dipakai-Nya telah dicelup dalam darah.”
Darah di sini bukan darah dari salib mengenai pengorbananNya atas manusia, mlainkan darah para musuh-Nya (Yes 63:1-6; Why. 14:20). Noda merah di jubah-Nya bukan darah-Nya sendiri tetapi darah para musuh-Nya. JubahNya yang telah dicelup darah, menggambarkan peperangan yang diakhiri dengan kemenangan besar yang diperoleh dari perang yang adil.
- Dialah Firman Allah
Disebutkan Yohanes bahwa nama-Nya ialah: “Firman Allah.” Menunjuk kepada tulisannya sendiri dalam Yohanes 1:1,14, bahwa Firman itu adalah Allah dan Firman itu telah menjadi manusia. Jelas di sini Sang Penunggang itu adalah Firman Allah atau Allah sendiri. Dialah Tuhan Yesus Kristus Sang Penguasa, Sang Pencipta, dan Sang Pemenang. Dialah Tuhan yang mulia.
Berdasarkan gambaran di atas maka kita seharusnya meningkatkan pengharapan dan iman kita bahwa Kristus yang kita sembah adalah Tuhan yang mulia, Mahakuasa, dan kemenangan ada di dalam tangan-Nya. Karena itu jangan kita takut dan kuatir tetapi teruslah berharap dan berpegang pada Firman atau janji-Nya.
Kristus Menyatakan Diri Sebagai Hakim (Ay 11,14-15a).
Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar", Ia menghakimi dan berperang dengan adil. Dan semua pasukan yang di sorga mengikuti Dia; mereka menunggang kuda putih dan memakai lenan halus yang putih bersih. Dan dari mulut-Nya keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul segala bangsa.
(ay. 11,14-15a).
(ay. 11,14-15a).
Hal kedua mengenai kehebatan sang penunggang kuda putih ialah Ia datang bukan hanya sebagai Tuhan tetapi juga datang sebagai hakim. Kehebatan Kristus yang adalah sosok penunggang kuda putih dalam nats ini adalah Ia memiliki otoritas dan kuasa untuk menghakimi dan menghukum serta berperang dengan adil.
Artinya Ia adil dalam penghakiman-Nya dan tidak ada sedikit pun sifat kecurangan-Nya dalam meraih kemenangan di medan peperangan. BIS menerjemahkan, “Ia adil dalam memutuskan hukuman dan dalam peperangan yang dilakukan-Nya.” Jelas Kristus adalah hakim yang adil karena sifatnya yang adil,
Ia layak menghakimi, dan tidak berlaku curang dalam peperangan melawan Iblis dan pasukannya. Bahkan, Ia menang atas peperangan itu (Why 19:17-21). Menang atas perang Harmageddon! Di medan peperangan Kristus sebagai hakim dan panglima perang memimpin pasukan yang mengikuti Dia dan memakai jubah kain lenan halus dan Ia pun menang.
- Pasukan yang Di Sorga mengikuti Dia
Kata “Dan semua pasukan yang di sorga mengikuti Dia; mereka menunggang kuda putih,” Bis menerjemahkan, “Angkatan perang surga mengikuti Dia dengan menunggang kuda-kuda putih.” Di sini Tuhan Yesus sebagai pemimpin atau panglima yang memimpin bala tentara-Nya. Tentara Allah ini mengikuti dia. Siapakah bala tentara sorga itu?
William Hendriksen berpendapat bahwa “Pada kedatangan-Nya yang kedua, bala tentara sorga, yaitu para malaikat kudus, menyertai Dia (Mat. 25:31). Karena mereka adalah para malaikat kudus, mereka berpakaian lenan halus yang putih bersih (Wahyu 15:6).”
Namun, di dalam Wahyu 19:8 ternyata para martir atau orang percaya dikaruniakan pakaian lenan halus, maka bisa dikatakan bahwa pasukan Kristus itu adalah orang percaya.
Untuk hal ini, kita dapat sependapat dengan Simon J. Kistemar yang mengatakan bahwa, “Pasukan sorgawi ini terdiri dari para malaikat dan orang-orang kudus, sebab keduanya mengiringi Tuhan Yesus pada kedatangan-Nya yang kedua, dan keduanya hadir pada waktu penghakiman (Mat. 24:31; Mrk. 13:27; Luk. 9:26; 1 Tes. 4:13-18; 2 Tes 1:7-10).”
- Keluar sebilah pedang dari Mulut-Nya
William Hendriksen mengatakan “Pedang dari mulutNya bukan kisah Injil yang memberi penghiburan. Pedang ini melambangkan kebinasaan, seperti yang jelas dinyatakan oleh seluruh konteksnya.”
Peter Wongso juga menyebutkan, “Dari dalam mulut-Nya keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul segala bangsa, atau dengan firman-Nya Ia akan menghakimi orang-orang berdosa (bnd. Yoh 12:47-50).”
Senada dengan itu, Simon J. Kistemar mengatakan, “Firman yang keluar dari Tuhan Yesus ini menjatuhkan hukuman Allah atas orang fasik (Why. 19:21; 2:12,16; Yes. 11:4; 49:2). Jadi, Tuhan Yesus menghancurkan para musuh-Nya seorang diri.”
Inilah kehebatan Tuhan Yesus, oleh pedang firman-Nya segala musuh dapat dikalahkan oleh-Nya Sang Hakim yang adil. Ia memukul segala bangsa dengan sebilah pedang tajam. Kristus sebagai Hakim yang adil, Ia datang untuk melaksanakan putusan hukuman Allah yang Mahakuasa (Mat 25:31; Yoj 5:22; Kis 17:31).
- Sikap kita sebagai orang percaya
Tuhan Yesus sendiri mengatakan bahwa Bapa telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, “Dan Ia telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia.” (Yoh 5:27). Penghakiman Kristus itu adil (Yoh. 5:30).
Gambaran Yesus sebagai hakim yang benar dan adil ini, seharusnya meningkatkan kepercayaan kita kepada-Nya bahwa Ia adalah Tuhan yang berkuasa terhadap kehidupan dan kematian seseorang, dan melalui pengadilan-Nya yang adil, maka orang yang tidak benar atau berperilaku jahat akan mengalami kebinasaan atau penghukuman kekal.
Bagaimanakah dengan orang percaya? Akankah mengalami penghakiman? Kristus akan menghakimi orang-orang percaya berdasarkan perbuatan mereka dan harus mempertanggungjawabkannya di hadapan Tuhan (Rm 14:10; 1 Kor. 3:11-15; 4:5; 2 Kor. 5:10).
Maka jelas terlihat apakah seseorang telah membangun imannya dengan memakai kayu, jerami, tumput kering, ataukah emas, perak, dan batu permata (1 Kor. 3:12). Orang yang tahan uji akan mendapat upah, namun jika tidak atau pekerjaannya terbakar, ia akan mengalami kerugian tetapi ia akan tetap diselamatkan seperti dari dalam api (1 Kor. 3:15).
Mahkota yang diperoleh apabila tahan uji ialah mahkota yang abadi (1 Kor. 9:25), mahkota kebenaran (2Tim. 4:8), mahkota kehidupan (Yak. 1:12; Why. 2:10), mahkota kemuliaan (1Pet. 5:4), dan mahkota sukacita atau kemegahan (1Tes. 2:19; band. Flp. 4:1).
Karena itu , marilah kita memerhatikan kehidupan rohani kita dengan seksama. Lakukan apa yang bisa kita lakukan untuk Tuhan dan percaya sungguh kepada-Nya sehingga kita dapat memastikan diri kita bahwa selain kita memperoleh keselamatan, juga kita memperoleh mahkota yang Tuhan sediakan bagi yang tahan uji.
Ingatlah, Kristus sebagai hakim yang adil yang akan memberikan mahkota kepada orang yang setia namun akan membinasakan orang yang mengeraskan hati atau menolak-Nya. Dialah Tuhan yang terhebat dan juga Hakim yang adil.
Kristus Menyatakan Diri Sebagai Raja Kekal (Ay 15b-16).
Dan Ia akan menggembalakan mereka dengan gada besi dan Ia akan memeras anggur dalam kilangan anggur, yaitu kegeraman murka Allah, Yang Mahakuasa. Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: "Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan"
(ay. 15b-16).
(ay. 15b-16).
Kehebatan Kristus Sang Penunggang kuda putih, bahwa selain Ia Tuhan yang Mulia, Hakim yang adil, Ia juga adalah Raja yang kekal. Ia datang sebagai Raja untuk memerintah umat-Nya. Sebagai Raja yang memerintah sampai selama-lamanya. Kristus adalah Raja-Gembala yang menggembalakan dengan gada besi, Raja yang melaksanakan murka Allah, dan Raja segala raja.
- Menggembalakan dengan Gada Besi
Kata gada besi dalam bahasa Yunani ῥάβδῳ σιδηρᾷ (rhabdo sidera) yang juga dapat diartikan dengan tongkat besi. BIS menerjemahkan, “… dan Ia akan memerintah mereka dengan tongkat besi.” Hal ini menunjuk kepada tindakan yang tegas dan tanpa kompromi. Pemerintahan Kristus di kemudian hari atau pada masa seribu tahun, yakni Ia memerintah dengan gada besi.
Dengan kata lain dalam pemerintahan Kristus pada masa seribu tahun damai (Why 20: 6) bukan dengan kekerasan atau semena-mena melainkan Ia memerintah dengan tegas, benar, dan adil. Simon J Kistemar mengatakan, “Tuhan memerintah bangsa-bangsa sebagai Raja-Gembala yang dengan tongkat-Nya melindungi umat-Nya dan menghancurkan musuh-Nya.”
Hal ini tentu sangat menghibur dan menguatkan iman kita sebagai orang percaya, bahwa dalam pemerintahan Kristus di Kerajaan seribu tahun damai, tidak ada lagi ketidakadilan dan ketidakbenaran yang mungkin pernah kita alami selama hidup di dunia ini.
Tidak ada lagi orang atau siapa pun yang bisa memperlakukan kita dengan tidak baik atau memperlakukan kita dengan tidak adil, sebab Kristus memerintah dengan penuh ketegasan dan keadilan. Bahkan kita pun akan memerintah bersama Kristus apabila kita tetap setia melayani Tuhan.
- Melaksanakan Murka Allah
Kata, “Ia akan memeras anggur dalam kilangan anggur, yaitu kegeraman murka Allah, Yang Mahakuasa,” BIS menerjemahkan, “Ia akan memeras anggur di dalam alat pemeras anggur amarah Allah Yang Mahakuasa.” Di sini Kristus datang membinasakan atau melaksanakan murka Allah dengan terhadap binatang dan pengikut-pengikutnya (Why. 19:17-21).
William Hendriksen mengatakan, “Ia datang untuk 'memukul kalah segala bangsa,' dan untuk 'menggembalakan dengan gada besi' (Bdk. 2:27; 12:5). Ia menginjak-injak kilangan anggur keganasan murka Allah yang Mahakuasa (Mat 25:21 dst.; Yoh. 5:22; Kis. 17:31). Ia datang untuk melaksanakan putusan hukuman Allah yang mahakuasa (Mat. 25:31 dst.; Yoh 5:22; Kis. 17:31).”
Senada dengan itu, Simon J. Kistemar, mengatakan “Bahasa Yunani di sini cukup tegas; secara harfiah berbunyi: 'Ia sendiri menginjak-injak pengirikan anggur itu.' Perhatikan: Yohanes menulis menginjak-injak dalam bentuk present – tense, yang menunjukkan suatu proses. Tuhan menginjak-injak anggur, yaitu bangsa-bangsa di bawah kaki-Nya.”
Sebagai orang percaya, janganlah kerajinan kita semakin kendor, melainkan kita harus semakin semangat melayani Tuhan, sebab Tuhan yang kita sembah adalah Allah yang dahsyat. Sebegitu mudahnya ia dapat menghancurkan musuh-musuh-Nya dan melaksanakan murka Allah.
- Raja Segala raja
Hal yang terakhir yang perlu kita ketahui adalah Kristus adalah Raja di atas segala raja dan tuan di atas segala tuan. Sebagaimana diberitahukan dalam ayat 16 ini, bahwa di jubah-Nya dan di paha-Nya tertulis bahwa Ia "Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan".
Simon J. Kistemar menjelaskan “Gelar ini telah dipakai sebelumnya meski dengan urutan terbalik (17:14), dan merupakan gelar yang sangat dikenal di masa Perjanjian Lama maupun Baru. Gelar itu memiliki arti yang sejajar dengan nomina superlatif seperti ‘Raja terbesar’ atau ‘Tuan terbesar.’ Tuhan Yesus Kristus adalah pemegang kedaulatan tertinggi yang memerintah dengan kemuliaan, kuasa, dan otoritas.”
Jelaslah bahwa Raja di atas segala raja, mengandung arti Ia-lah yang memiliki kuasa dan otoritas tertinggi yang layak memerintah dan menghukum serta menghancurkan musuh-musuh-Nya. Jadi, makna Raja di atas segala raja adalah Dia sang penguasa tertinggi yang memerintah dengan adil dan benar, juga Tuan di atas tuan yang berarti Ia-lah sang pemilik kehidupan termasuk manusia dan layak membinasakan mereka yang menolak-Nya.
Dengan demikian, kita pun seharusnya meninggikan Dia dan hidup selalu menyenangkan Dia, sebab Kristus adalah Raja kita yang kekal dan sebagai Tuan satu-satunya pemilik dari hidup kita ini yang seharusnya kita persembahkan kepada-Nya.
Janganlah kita takut dan gentar, tetapi tetaplah percaya kepada-Nya yang bisa memberikan kehidupan yang kekal, maka kita pun dapat memerintah bersama-sama dengan-Nya apabila kita mengakhiri pertandingan rohani dengan baik.
Kesimpulan
Marilah kita berjalan dalam kehendak-Nya yang ajaib, sebab Kristus yang kita sembah pada kedatangan-Nya yang kedua kali menunggang kuda putih adalah datang untuk menghakimi, memerintah, dan melaksanakan murka Allah bagi mereka yang menjadi pengikut Iblis atau antikris. Di satu sisi, kita pun akan memerintah bersama dengan Dia apabila kita tetap setia melayani Tuhan.
Jadilah pemenang rohani, sebab Kristus datang Sebagai Tuhan yang Mulia, Hakim yang Adil, Raja yang kekal. Semua makhluk takluk di hadapan-Nya dan akan dibinasakan oleh-Nya. Ia adalah hakim yang adil, sebab Ia satu-satunya yang menghakimi dunia dengan adil dan tegas. Bahkan Kristus adalah Raja yang kekal.
Karena itu, tetaplah berpengharapan dan tinggal di dalam kasih-Nya. Apapun yang terjadi, jangan jual atau jangan gadaikan imanmu dengan sesuatu yang fana, melainkan marilah kita tetap giat melayani Tuhan.