Kasih Kepada Saudara (1 Yohanes 3:11-18)
Iman Kristen - "Renungan ini menjelaskan tentang kasih kepada saudara atau ipar. Jika Anda merasa diberkati, mohon bagikan ke Sosial Media (Facebook, Twitter, Google+, dll.) Anda, agar banyak orang yang juga diberkati melalui renungan ini."
"Mohon diperhatikan: Renungan selanjutnya masih membahas tentang kasih, yakni berjudul, "kasih kepada keluarga seiman". Renungan tentang kasih sebelumnya, berjudul "Kasih Kepada Anak." Nantikan renungan selanjutnya mengenai kasih di dalam keluarga ini.
Penerapan kasih kepada keluarga tidak hanya untuk orang tua atau mertua dan anak saja, melainkan juga kepada saudara dan ipar. Alkitab menganjurkan setiap orang percaya untuk dapat menjadi terang atau saksi Kristus, juga dalam lingkungan keluarga.
Dalam nats ini, Yohanes sang Rasul memberikan nasihat agar orang percaya hidup saling mengasihi.
Kata, saling mengasihi (ay. 11), dalam bahasa Yunani menggunakan kata agopemen dengan kata dasar agape, artinya yaitu “Engkau yang telah dikasihi Allah, kasihilah (agape) satu sama lain.”
Jadi, alasan kita mengasihi saudara kita maupun orang lain, seharusnya didasarkan karena Allah terlebih dahulu mengasihi kita dengan mengutus Yesus Kristus untuk menebus dosa kita, sehingga kita memperoleh hidup kekal.
Selanjutnya, Yohanes memberikan gambaran dan perbandingan mengenai mengasihi saudara, sebagaimana Kain yang memiliki perbuatan yang jahat karena membunuh Habel. Maka, ciri orang yang tidak mau melakukan perintah untuk mengasihi saudaranya adalah ia membenci saudaranya atau iri hati.
Ketika seseorang mau mengasihi saudaranya, hal itu menunjukkan atau membuktikan bahwa ia telah berpindah dari maut kepada hidup. Kebalikannya, jika ia tidak mengasihi saudaranya berarti ia tetap berada di dalam maut.
Bahkan jika membenci saudara maka disebut pembunuh saudara, dan seorang pembunuh tidak memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya (ay. 14-15). Di sini, Yohanes menegaskan bahwa betapa pentingnya mengasihi saudara.
Wujud nyata kasih terhadap saudara diperlihatkan melalui beberapa hal. Pertama, rela berkorban. “... kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita” (ay. 16).
Kedua, mau berbagi. Bukti seseorang memiliki kasih Allah, tentunya terlihat dari perbuatannya yang ingin berbagi dengan saudaranya yang kekurangan (ay. 17).
Ketiga, mengasihi dengan perbuatan dalam kebenaran. Mengasihi bukan dengan perkataan saja, melainkan dengan perbuatan dan dalam kebenaran (ay. 18). Kasih harus direalisasikan melalui perbuatan.
Mengasihi saudara adalah perintah Tuhan. Jika kita mengatakan bahwa kita mengasihi Allah, maka seharusnya kita mengasihi saudara (1 Yoh. 4:20-21), termasuk saudara ipar kita. Bukan sebaliknya, kita malah iri hati dan membencinya.
Ada juga orang yang kelihatannya begitu baik, di mata orang lain. Ia sangat ringan tangan atau suka berbagi kepada semua orang yang ditemuinya, tetapi saudara kandung atau iparnya sedang dalam kesulitan, tidak dibantu atau diperdulikannya.
Jika seperti itu perbuatannya, bagaimana ia disebut mengasihi Tuhan? Oleh sebab itu, marilah kita mengasihi saudara atau ipar kita dengan kasih Kristus (agape), sebagaimana Kristus terlebih dahulu mengasihi kita.
DOA
Bapa, ajarku untuk selalu mengasihi saudara dan ipar dengan kasih Kristus, sehingga aku berkenan di hadapan-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.