Kasih kepada Keluarga Seiman (1 Korintus 13:1-8)
Iman Kristen - "Renungan berjudul, kasih kepada keluarga seiman ini adalah pembahasan terakhir mengenai kasih dalam keluarga. Renungan sebelumnya ialah berjudul kasih kepada saudara. Jika Anda merasa diberkati, bagikan ke Sosial Media (Facebook, Twitter, Google+, dll.) Anda, agar banyak orang yang juga dikuatkan melalui renungan ini."
Mengasihi keluarga seutuhnya merupakan bukti dari iman seseorang terhadap Tuhan. Wujud seseorang mengasihi Tuhan, tentu terlihat dari kehidupannya di tengah-tengah keluarganya.
Jika kita diberikan kesempatan untuk melayani sepenuhnya, dan menjadi pelayan atau aktivis yang dikenal oleh banyak orang dan bahkan dapat menjadi berkat terhadap orang lain maupun gereja Tuhan pada umumnya, atau istilah trend pada masa kini, “hamba Tuhan yang dipakai secara heran dan luar biasa,” namun melakukan pengabaian terhadap keluarga, apalah arti pelayanannya.
Begitu juga pemimpin Kristen masa kini, baik yang mengelola gereja, yayasan penginjilan atau sekolah, ataupun institusi atau lembaga lainnya, namun jika melakukan pengabaian terhadap keluarganya, maka ia gagal menjadi seorang pemimpin yang Alkitabiah.
Sangat menyedihkan memang jika kita melihat hamba Tuhan dan pemimpin Kristen masa kini, tidak peduli dengan keluarganya, sehingga apa yang dia lakukan tidak menjadi teladan bagi orang sekitar. Mereka hanya menyegani jabatan dan kedudukkannya saja, tetapi tidak kepada pribadinya.
Mereka pasti akan memberikan penilaian yang negatif terhadap orang tersebut. Sebenarnya, panggilan dan kepemimpinannya gagal bila diselaraskan dengan pandangan Paulus.
Dalam nats ini, Paulus menjelaskan bahwa sia-sialah iman dan kehidupan seseorang meskipun ia dipakai secara luar biasa, berbahasa roh dan berkarunia, bahkan mati syahid sekalipun, jika tanpa kasih.
Di sini Paulus menunjukkan betapa pentingnya seseorang memiliki kasih, sebab dengan kasih kita dilayakkan.
Definisi kasih yang dimaksud Paulus adalah meliputi karakter dan kasih mengandung unsur kesetiaan (ay. 4-7), bahkan kasih bersifat kekal. Jika kita menyadari dan memahami betapa pentingnya kasih, maka kita tidak akan mengabaikan keluarga kita, malah akan mengasihi mereka dengan kasih Kristus, melindungi, dan membangun relasi yang baik didasarkan pada kasih agape.
Bentuk pengabaian adalah kurang kepedulian atau perhatian dan tidak menjaga relasi yang baik terhadap keluarga. Demikian juga bila kita diberkati secara materi, maka kita seharusnya memberkati keluarga kita terlebih dahulu.
Bagaimana seseorang mengaku mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan, sedangkan keluarganya yang kelihatan saja diabaikannya atau tidak merealisasikan kasih terhadap mereka. Mengasihi itu, seharusnya dimulai dari yang terdekat kita, yakni keluarga dan saudara seiman.
Keluarga seiman yang dimaksud adalah keluarga kita secara menyeluruh yang seiman, terdiri dari kakek-nenek, ayah ibu dan mertua, adik kakak, anak-anak, maupun keluarga besar kita yang seiman.
Kasihilah terlebih dahulu keluarga kita yang seiman dengan kasih Kristus sehingga kita kemudian dapat mengasihi orang lain, dan hal ini akan berdampak bagi pelayanan maupun kehidupan rohani kita yang tidak bercela di hadapan Tuhan.
Dengan demikian kita menjadi teladan, berkat, dan saksi bagi sekitar kita.
Kasihilah terlebih dahulu keluarga kita yang seiman dengan kasih Kristus sehingga kita kemudian dapat mengasihi orang lain, dan hal ini akan berdampak bagi pelayanan maupun kehidupan rohani kita yang tidak bercela di hadapan Tuhan.
Dengan demikian kita menjadi teladan, berkat, dan saksi bagi sekitar kita.
DOA
Tuhan, aku percaya bahwa Engkau akan memelihara hidupku dan memberkati aku. Biarlah mataku tertuju pada-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin.