S'mua Baik (Filipi 4:6-8,13,19


Iman Kristen - "Pernahkah kita mendengar lagu yang berjudul S'mua Baik? Dibalik lagu yang sangat memberkati ini ada kisah yang menginspirasi. Simak renungan ini, dan jika Anda merasa diberkati melalui renungan ini, bagikanlah ke Sosial Media (Facebook, Twitter, Google+, dll.) Anda, agar banyak orang yang juga dikuatkan melalui renungan ini."


Seringkah kita menyanyikan lagu rohani yang  berjudul "S'mua Baik"? Lagu ini termasuk lagu populer dan dikenal di kalangan Kristen. Ketika saya sedang diimpit persoalan dan menyanyikannya, lagu ini terasa menguatkan dan mendorong saya untuk bersyukur kepada Tuhan. (Baca juga: Kebangkitan-Nya Memberi Hidup)

Lirik chorus-nya, "S'mua baik, s'mua baik, apa yang t'lah Kau perbuat, di dalam hidupku, s'mua baik, sungguh teramat baik, Kau jadikan hidupku berarti," menyejukkan hati setiap penyembah-Nya.

Pertama kali saya mendengar lagu ini, saya pikir pencipta lagu tersebut, hidupnya tidak berkekurangan bahkan diberkati melimpah, namun rupanya tidaklah demikian. (Baca juga: Berkarya di Usia Senja)

Lagu ini diciptakan tahun 1991 oleh Budi Haryanto dan Tommy Widodo seorang vokalis grup band Kristen, One Way. Budi menciptakan chorus dan Tommy menciptakan verse-nya. Mereka menjalin persahabatan saat bersama-sama belajar musik di gereja dan mulai belajar melayani.

Budi adalah anak pertama dari lima bersaudara, dari sebuah keluarga yang sangat sederhana. Dia seorang yang rajin dan setia melayani Tuhan di komsel, persekutuan doa, sekolah minggu, hingga kebaktian umum. Setiap pergi melayani, ia ditemani sepedanya. Ia juga suka bermain gitar dan menciptakan lagu.
Suatu hari, Budi mendatangi Tommy di rumahnya dengan membawa chorus lagu yang dibuatnya, serta meminta Tommy untuk membuatkan bagian verse lagu tersebut. Akhirnya, jadilah lagu "S'mua Baik" secara lengkap dan dalam waktu yang singkat.

Namun, karena Tommy harus melanjutkan studi ke luar kota, sejak itu mereka pun berpisah. Jadi, lagu S'mua Baik bermula dari Budi yang terlebih dahulu membuat chorus-nya.

Kisah kehidupan Budi yang pahit getir, tidak membuatnya kecewa dan berpaling dari imannya. Meskipun ia mengalami sakit jantung yang semakin parah dan harus berpisah dengan istri karena menjalani pengobatan, namun ia tetap mengasihi Tuhan. Budi menjalani terapi di Temanggung, dan istrinya, Yani bekerja di Solo untuk membiayai keluarganya. 

Bahkan di akhir hidupnya, Budi berpesan kepada istrinya untuk tetap melayani Tuhan dan Dia yang akan memelihara hidupnya. "Kalaupun saya dipanggil Tuhan, Tuhan akan pelihara hidup kamu dan Michael," kata Budi kepada istrinya. Dua minggu setelahnya, Budi meninggal dunia, tepatnya pada tanggal 12 April 2000. (Baca juga: Tenang Menghadapi Persoalan)

Budi meninggalkan seorang istri dan seorang anak yang menderita tuna rungu, saat itu berusia empat tahun. Enam tahun setelah berpulangnya Budi ke rumah Bapa, yakni di tahun 2006, lagu ini masuk dapur rekaman dan booming, bahkan sudah diterjemahkan dalam bahasa Jepang dan bahasa Inggris. (Baca juga: Sukses dengan Cara yang Benar)

Bagaimanakah dengan kita? Masihkah kita berkata, apa yang Tuhan ijinkan terjadi di dalam hidup kita semua baik? Belajarlah menerima kehidupan ini dan bersyukurlah atas apa yang terjadi. Terlebih dari itu, tetaplah mengasihi Tuhan sampai garis akhir.  


DOA
Bapa di Sorga, ampuni aku yang sering kali tidak menerima kenyataan pahit dan tidak bersyukur. Aku mau mengasihiMu senantiasa. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.

~~ Share atau Bagikan Sekarang Juga ~~

Related Posts :