Ketika Menjadi Lemah (2 Korintus 11:24-28; 12:10)


Fokus Hidup - "Semua orang dapat menjadi lemah atau mengalami saat-saat lemah secara rohani. Bagaimana cara mengatasi ketika menjadi lemah? Simak renungan ini, dan jika Anda merasa diberkati melalui renungan ini, mohon dibagikan ke Sosial Media (Facebook, Twitter, Google+, dll.) Anda, agar ada banyak orang yang juga diberkati melalui renungan ini."


Setiap orang memiliki kelemahannya masing-masing. Ada beberapa jenis kelemahan, seperti kelemahan fisik dan kelemahan rohani. Bentuk kelemahan fisik, berupa cacat tubuh dan disebabkan oleh sakit penyakit. 

Sedangkan kelemahan rohani adalah bentuk kerapuhan seseorang akan imannya kepada Tuhan karena tidak memiliki pengenalan yang benar. Orang yang lemah secara rohani, ciri-cirinya adalah dikuasai oleh dosa, keinginan daging, ketakutan dan kekuatiran, mencari kebahagian semu, dan tidak mampu bersyukur.

Namun berbeda dengan menjadi lemah. Maksud menjadi lemah di sini adalah seseorang yang dahulu kuat secara rohani kini menjadi lemah. Contoh, sebelumnya ia begitu setia  beribadah, melayani Tuhan dengan penuh semangat, bersukacita, dan selalu bersyukur, tetapi tiba-tiba ia mulai jarang beribadah, tidak bergairah lagi melayani Tuhan, dan bahkan bersungut-sungut. 

Memang setiap orang akan mengalami kejenuhan dan kebosanan karena rutinitas, karena itu ia perlu merenungkan kembali kasih Tuhan dan memperbarui komitmennya. Tetapi, menjadi lemah juga bisa disebabkan oleh kekecewaan terhadap Tuhan maupun sesama, ketakutan dan kekuatiran, dan tawaran dunia yang menggiurkan.

Menjadi lemah juga pernah dialami oleh murid-murid Tuhan Yesus. Setelah Yesus ditangkap dan disalibkan, para murid menjadi takut dengan orang-orang Yahudi (Yoh 20:19). Begitu juga dengan Petrus yang justru menyangkal Kristus namun menyadari kesalahannya. 

Ada juga beberapa muridNya yang kembali pada profesinya yang lama (Yoh 21:1-4). Padahal murid-murid Kristus sebelumnya adalah orang-orang yang loyalitas, taat, dan mengikuti perintah Yesus. Alasan terkuat murid-muridNya menjadi lemah adalah karena Kristus sudah mati. 

Kekecewaan mereka muncul sebab beranggapan Yesus datang sebagai Raja Politik, yakni membebaskan mereka dari jajahan Romawi dan menjadi Raja atas Israel, namun ternyata Ia mati di atas kayu salib (Luk 24:19-21). 

Setelah Kristus bangkit dan menampakkan diri kepada murid-muridNya, maka hilanglah kekecewaan mereka dan tongkat estafet penerus gereja di dunia ini dimulai dari murid-muridNya.

 Demikian juga dengan Paulus. Ia mengalami berbagai tantangan dalam perjalanan misi. Ia di penjara, disesah, dihina, dan dianiaya, tetapi tidak menjadi lemah. Kesulitan demi kesulitan yang dihadapi, tidak membuatnya gentar dan kecewa melainkan semakin giat dalam melayani Tuhan. 

Karena itu, belajarlah seperti Paulus yang tetap konsisten dalam iman, sebab Tuhan kita adalah Allah yang hidup. Memang, kita tidak lepas dari berbagai persoalan hidup yang sebetulnya sebagai alat pembentukan karakter dan iman kita. Dan, sewaktu-waktu kita dapat menjadi lemah. 

Akan tetapi, atasilah segala bentuk kekecewaan, kekuatiran, dan tawaran dunia dengan iman yang teguh. Ketika kita menjadi lemah, bangkitlah kembali!


DOA
Bapa, ajarkanlah kebenaranMu dan beritahukanlah kehendakMu bagiku, agar aku memiliki pengenalan yang benar dan iman yang teguh. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin.

~~ Share atau Bagikan Sekarang Juga ~~