Kasih Kepada Anak (Efesus 6:4; Amsal 22:15)


Iman Kristen - "Renungan ini menjelaskan tentang kasih kepada anak dalam hal mengasihi, mendidik, dan menghargai. Jika Anda merasa diberkati, mohon bagikan ke Sosial Media (Facebook, Twitter, Google+, dll.) Anda, agar ada banyak orang yang juga diberkati melalui renungan ini." 

"Mohon diperhatikan: Beberapa renungan selanjutnya, masih membahas tentang kasih terhadap keluarga, yakni kasih kepada saudara, dan kasih kepada keluarga seiman. 

Berikutnya, yang akan di publish adalah renungan berjudul, "Kasih Kepada Saudara". Renungan tentang kasih sebelumnya, berjudul "Kasih Kepada Pasangan Hidup". Ikuti terus renungan tentang kasih kepada keluargini." 


Sebuah tugas dan tanggung jawab orang tua menurut Alkitab adalah mendidik anak dengan kasih, agar ia hidup takut akan Tuhan. 

Orang tua seharusnya menyadari bahwa anak merupakan titipan Tuhan untuk dijaga, dikasihi, dan diajarkan nilai-nilai rohani, agar mereka dapat bertumbuh menjadi  orang yang berkualitas, membanggakan dan mengasihi Tuhan maupun orang tua. 

Memang, pada masa kini sebagian orang tua berlaku bejat dengan tidak memperlakukan anak dengan seharusnya, bahkan berlaku kasar, menyakiti hati mereka, menganiaya, dan sebagainya. 

Padahal, selain anak adalah anugerah Tuhan, anak juga merupakan aset masa depan. Mereka adalah calon pemimpin dan generasi penerus bagi keluarga, gereja, maupun bangsa.
    

Perlakuan orang tua yang seharusnya, dapat dilihat dari nasihat Paulus kepada jemaat di Efesus. Paulus menasihati supaya bapa-bapa untuk tidak membangkitkan amarah di dalam hati anak-anak, tetapi mendidik mereka dengan ajaran dan nasihat Tuhan.

BIS (Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari) menerjemahkan, “Saudara-saudara yang menjadi ayah! Janganlah memperlakukan anak-anakmu sedemikian rupa sehingga mereka menjadi marah. Sebaliknya, besarkanlah mereka dengan tata tertib dan pengajaran Tuhan” (Ef. 6:4 bnd. Kol. 3:21).

Nats ini menjelaskan bahwa mendidik anak-anak adalah tanggung jawab ayah. Berbeda dengan konsep dunia, yaitu pendidikan anak-anak adalah tugas sang ibu.

Tentunya, peranan seorang ayah dalam mendidik anak, memiliki andil yang besar dan berpengaruh bagi pembentukan paradigma maupun karakter sang anak, sebab anak belajar mengenal Allah melalui figur ayah.

Banyak hal dari pihak orang tua yang dapat membangkitkan amarah seorang anak, salah satunya adalah memperlakukan anak-anak dengan tidak wajar atau secara kasar. 

Oleh sebab itu, orang tua harus menghentikan kekerasan terhadap anak, menghargai mereka, dan perlakukan mereka dengan benar.


Bukti orang tua mengasihi anaknya, tentunya terlihat dari cara mereka mendidiknya. Anak-anak perlu mendapatkan didikan yang benar dan Alkitabiah, yaitu menyatakan kasih dan keadilan secara seimbang sesuai dengan figur Allah sebagai Bapa.


Maksudnya, orang tua harus memiliki kasih terhadap anaknya, tetapi juga harus mendisiplinkan apabila melakukan kesalahan dan memerlukan koreksi (Ams. 22:15). Sebagaimana Tuhan mengasihi kita namun tidak pernah kompromi dengan dosa dan pelanggaran kita, tentunya ada konsekuensi yang akan diberikan.

Jika anak melakukan kesalahan, orang tua perlu mendisiplinkannya atau memberikan hukuman. Sebaliknya jika anak melakukan hal yang baik dan benar, tidak ada salahnya orang tua memberikan apresiasi berupa hadiah, atau pemberian spesial.

Kasihilah anak-anak dengan cara mendidik mereka dengan benar agar anak-anak hidup takut akan Tuhan dan jadilah teladan bagi mereka. 



DOA
Bapa, ajarlah aku untuk dapat mendidik anak dengan benar, yakni penuh kasih dan mendidik mereka menjadi pribadi yang tangguh dan takut akan Tuhan. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin.





~~ Share atau Bagikan Sekarang Juga ~~