Kasih Kepada Pasangan Hidup (Kolose 3:18-19)
Fokus Hidup - "Renungan ini menjelaskan tentang bagaimana Kasih Kepada Pasangan Hidup Apabila kita sudah atau akan menikah, terapkanlah hal ini pada pasangan Anda. Jika Anda merasa diberkati, mohon bagikan ke Sosial Media (Facebook, Twitter, Google+, dll.) Anda, agar banyak orang yang juga diberkati melalui renungan ini."
"Mohon diperhatikan: Beberapa renungan selanjutnya, masih membahas tentang kasih terhadap keluarga, yakni kasih kepada anak, saudara, dan kepada keluarga seiman.
Berikutnya, yang akan dipublish adalah renungan berjudul, "kasih kepada anak". Renungan tentang kasih sebelumnya, berjudul "Kasih Kepada Orang Tua." Ikuti terus renungan tentang kasih kepada keluarga ini."
Pernikahan Kristen perlu memiliki dasar-dasar Alkitabiah untuk tetap bertahan dan terhindar dari perceraian. Pada kenyataannya, banyak suami istri yang menjalankan kehidupannya sebagai suami isteri hanya sebatas hidup bersama.
Dan tidak sedikit di antara mereka yang sudah kehilangan nilai-nilai kasih dan hakekat pernikahan kudus yang sesungguhnya. Kerapuhan pernikahan ini kebanyakan tanpa penyelesaian yang baik, bahkan berujung pada perceraian.
Banyak penyebab terjadinya perceraian, salah satunya tidak ada kecocokan lagi antara suami dan istri, semakin hari semakin terlihat perbedaannya dan tidak ada usaha untuk menjembatani pemisah yang ada. Bahkan ada yang mempersalahkan Tuhan dengan berkata, “Mengapa Tuhan memberikan tulang rusuk seperti dia?” Padahal, seseorang yang dinikahinya adalah pilihannya sendiri.
Meski Tuhan yang mempertemukan tetapi yang menentukan kita menikah adalah kita sendiri, bukan Tuhan. Karena itu, tidak patut kita mempersalahkan Tuhan dan tidak baik juga bila kita menyesali yang sudah terjadi. Yang perlu kita lakukan adalah berusaha mempertahankan keutuhan rumah tangga.
Perlu kita pahami bahwa Allah tidak pernah menyetujui perceraian, “... apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Mrk. 10:9). Itulah sebabnya, orang Kristen seharusnya menjaga keluarganya agar tetap harmonis dan mempermuliakan nama Tuhan.
Suami seharusnya menjadi imam, kepala, dan teladan, dan istri seharusnya menjadi penolong dan menjadi wanita bijak menurut Alkitab. Ungkapan, “dibalik pria yang sukses ada istri yang hebat,” adalah benar. Kesuksesan sang suami tentunya dikarenakan sang istri yang selalu menopang atau memotivasi dan mendoakannya.
Salah satu antisipasi terjadinya perceraian dan membangun keluarga yang harmonis serta mempermuliakan Tuhan adalah memiliki kasih atau saling mengasihi antara suami istri. Nasihat Paulus dalam nats ini adalah istri tunduk kepada suaminya, dan suami mengasihi istri dan jangan berlaku kasar.
Kata "Tunduklah" dalam bahasa Yunani hupotasso artinya memberikan diri secara utuh dan menempatkan diri di bawah orang yang dihormatinya. Jadi, seorang istri seharusnya memberikan diri secara utuh dan menempatkan diri dibawah orang yang dihormatinya sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan.
Demikian juga suami kepada istri adalah harus mengasihi dan janganlah berlaku kasar terhadapnya. Kata kasihilah menggunakan agape, berarti suami seharusnya mencintai istri dengan tulus, penuh kasih sayang, dan penuh pengorbanan, selain itu jangan berlaku kasar.
Inilah kunci keharmonisan, kesatuan, dan kebersamaan dalam keluarga yang memuliakan Tuhan, apabila istri mengetahui bahwa dirinya seharusnya hupotasso dan suami seharusnya agape. Marilah kita membangun keluarga yang harmonis dan memuliakan Tuhan.
DOA
Bapa, aku menyadari bahwa seringkali aku tidak menjadi pasangan yang terbaik bagi kekasih hatiku. Ampuni aku Tuhan dan biarlah kasih selalu ada di tengah keluargaku. Amin.