Kebangkitan-Nya Memberi Hidup (Yohanes 20:1, 11-18; Filipi 2:5-11)

Iman Kristen - "Benarkah kebangkitan-Nya memberi hidup? Simak renungan ini, dan jika Anda merasa diberkati melalui renungan ini, bagikanlah ke Sosial Media (Facebook, Twitter, Google+, dll.) Anda, agar banyak orang yang juga dikuatkan melalui renungan ini."
Dosa merupakan masalah serius bagi manusia. Sebab semua orang telah berdosa sejak manusia pertama, yaitu Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, dan manusia yang telah berdosa harus menerima konsekuensi dosa akibat ketidaktaatan. Tidak ada yang bisa melepaskan diri dari ikatan dan kuasa dosa.
Selain itu, kecenderungan manusia ialah selalu berbuat dosa. Dengan kata lain, dosa sudah masuk menguasai hati dan pikiran manusia sehingga tidak ada yang mampu melepaskan dirinya.
Sebaik apapun seseorang, sehebat apapun ia menahan diri dari perbuatan dosa, tetap saja ia tidak berkenan di hadapan Tuhan meski dengan segala usaha, upaya, atau bahkan dengan perbuatan baik sekalipun yang ia lakukan.
Saking seriusnya dosa, Sang Pencipta pun tidak mau berdiam diri. Ia merancangkan keselamatan melalui pengorbananNya yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus Kristus dalam kematian dan kebangkitanNya.
Mengapa Yesus yang adalah Tuhan harus menjadi manusia? Sebelum penebusan dosa terjadi di atas Kayu Salib, Tuhan terlebih dahulu memberikan hukum Taurat kepada umat pilihan-Nya bangsa Israel sebagai standar hidup berkenan kepadaNya, dan melaluinya menjadi saksi bagi bangsa-bangsa.
Tetapi bangsa itu adalah bangsa yang tegar tengkuk, pezinah rohani, dan yang tidak taat kepada perintah Tuhan. Hukum Taurat yang diberikan sebagai sarana pembenaran, justru gagal dan bangsa Israel mendapat hukuman hidup di bawah kutuk hukum Taurat (Gal 3:10).
Apabila taat terhadap perintah Tuhan maka akan diberkati, tetapi apabila tidak taat maka akan ditimpa kutuk hukum Taurat (Ul 28:1-46). Korban penghapus dosa dalam PL pun tidak bisa dengan sempurna menyelesaikan dosa umatNya sekali untuk selamanya. Opsi lain ialah Ia menjadi manusia. (Baca juga: Hasil dari Berbuat Kebaikan)
Tidak ada yang bisa dan mampu menyelesaikan dosa manusia selain Tuhan sendiri yang menjadi penebus dosa manusia. Hukum Taurat tidak bisa membenarkan manusia dan tidak ada seorang pun yang layak menjadi penebus, sebab semua orang memiliki tabiat pendosa dan diperbudak oleh dosa.
Hanya Dia yang suci, tak bercela, tak berdosa, tak tercemar, dan tidak bisa dipengaruhi dosa, satu-satunya yang layak menjadi penebus dan Juruselamat dunia. (Baca juga: Hanya Ada Satu Pintu)
Kristus telah mati tetapi juga telah bangkit sesudah tiga hari (Mat 27:63; Mrk 8:31), yang jatuh pada hari pertama. Di mana pada waktu fajar para wanita datang ke kubur-Nya dan mereka menemukan kubur yang kosong.
Kebangkitan-Nya nyata dan tidak mengada-ada. Alkitab sendiri yang telah bersaksi melalui peradaban demi peradaban, hingga saat ini.
Kebenaran-Nya tetap valid didukung dengan penemuan bukti-bukti sejarah, yang salah satunya adalah kubur kosong. Karena itu, marilah kita selalu mengingat pengorbanan Kristus dengan rasa syukur dan sukacita melimpah, sebab semua orang beroleh keselamatan dan hidup kekal, bila percaya kepada-Nya.
Kematian dan kebangkitan-Nya memiliki kuasa untuk kita hidup di dalam kebenaran Alkitab dan layak di hadapan Tuhan, bahkan kita beroleh hidup kekal. Tetaplah tinggal di dalam kasih-Nya. (Baca juga: Melakukan Hal-hal yang Besar)
DOA
Bapa sorgawi, terima kasih untuk kematian dan kebangkitanMu yang telah memberikan hidup kekal bagiku. Biarlah aku menjadi saksiMu. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.