Menantikan Janji Tuhan (Yesaya 40:31; Mazmur 91:14-16; Yohanes 14:2-3)
Iman Kristen - "Seorang anak yang mengalami musibah dan ia tetap menanti janji ayahnya yang akan selalu menolongnya bila ia dalam marabahaya. Simak renungan berjudul Menantikan Janji Tuhan ini, dan jika Anda merasa diberkati melalui renungan ini, bagikan ke Sosial Media (Facebook, Twitter, Google+, dll.) Anda, agar ada banyak orang yang juga dikuatkan melalui renungan ini."
Kisah tragis yang terjadi pada tanggal 7 Desember 1998, di Armenia, meninggalkan sebuah kisah yang mengharukan mengenai janji seorang ayah. Di hari itu terjadi gempa dengan kekuatan 6,9 skala richter, yang menghancurkan beberapa bangunan termasuk sebuah gedung sekolah.
Mendengar kabar itu, seorang Bapak berlari dengan kencang menuju sekolah itu, karena anaknya salah satu murid di sekolah itu. Di pikirannya teringat sebuah kalimat yang sering diucapkan kepada anaknya, "Nak, apapun yang terjadi, papa akan selalu bersamamu!" (Baca juga: Ketaatan Menghancurkan Tembok)
Setibanya di depan gedung sekolah yang penuh keramaian dengan suasana panik warga, yang ia lihat bangunan itu sudah runtuh dan menjadi puing-puing. Semula ia hanya terdiam dan menangis memikirkan nasib anaknya tersebut, ia tidak tahu harus berbuat apa.
Namun kemudian ia memutuskan untuk mencarinya, ia pergi ke bagian sekolah yang ia yakini bahwa itu adalah ruang kelas anaknya. Ia mulai mengangkat batu-batu yang bertumpuk dengan hanya menggunakan kedua tangannya. (Baca juga: Hidup yang Berserah)
Sambil menangis ia terus mengangkat dan menggali, dan dalam hatinya Bapak itu terus memohon untuk keselamatan anaknya. Melihat apa yang dilakukan oleh pria itu, seorang warga menegurnya, "Pak, itu tak ada gunanya lagi. Mereka semua pasti sudah mati."
Ia pun menjawab, "Kamu bisa berdiri saja di sana, atau kamu bisa membantu mengangkat batu-batu ini!" Akhirnya si penegur dan beberapa orang lainnya ikut membantu mengangkat puing-puing dan menggalinya.
Beberapa jam kemudian orang-orang yang membantunya merasa capek dan beristirahat menggali, tetapi Bapak ini tak kenal lelah, ia terus menggali dan menggali. Selama 18 jam ia menggali, tiba-tiba terdengar suara dari bawah papan yang roboh. Ia langsung mengangkat sebagian dari papan itu, dan berteriak, "Armando!"
Lantas terdengar suara kecil dari bawah itu, "Papa!" dan terdengarlah suara anak-anak lainnya yang juga ikut berteriak meminta tolong. Ternyata, ada 14 anak yang berhasil diselamatkan dari reruntuhan gedung itu.
Setelah semua anak-anak yang selamat dikeluarkan dari reruntuhan itu, Armando berkata kepada teman-temannya yang di dengar oleh semua orang yang ada di situ, "Lihat, aku sudah bilang kan, papaku pasti akan datang menyelamatkan kita!"
Janji yang sering diucapkan sang ayah, diingat dan dipegang oleh Armando, bahkan ia yakin bahwa ayahnya tidak akan pernah membiarkan dan akan menolongnya ketika dalam kesulitan, dan itulah yang terbukti.
Jika ayah yang di dunia ini saja, seperti halnya ayahnya Armando, begitu sangat menyayangi anaknya, apalagi Bapa kita yang di Sorga. Ia tidak pernah merancangkan hal yang jahat bagi kita, justru merancang kebaikan dan membawa kita menikmati janjiNya.
Patutkah kita meragukan janjiNya dan mencurigai Tuhan sebagai dalang atas semua kesusahan? Marilah kita berpegang dan terus menanti janji Tuhan itu. (Baca juga: Melihat dengan Mata Rohani)
DOA
Bapa sorgawi, beri aku iman dan kesetian untuk tetap percaya padaMu dan setia menanti janjiMu di dalam hidupku. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.