Konsistensi Allah (Maleakhi 3:6-7 ; Yesaya 48:12)


Iman Kristen - "Banyak orang menuding Allah orang Kristen adalah Allah yang tidak konsisten, sering berubah-ubah sifat dan karakter-Nya. Benarkah? Simak renungan berjudul, Konsistensi Allah ini dan jika Anda merasa diberkati melalui renungan ini, bagikanlah ke Sosial Media (Facebook, Twitter, Google+, dll.) Anda."


Kebanyakan orang yang tidak percaya akan keberadaan Allah, meragukan konsistensi Allah dalam Alkitab.

Mereka menuding bahwa Tuhan dalam Perjanjian Lama (PL) adalah Tuhan yang bersifat kejam karena berdasarkan hukum Taurat (gigi ganti gigi, mata ganti mata) dan Allah dalam Perjanjian Baru (PB) bersifat penuh kasih karena berdasarkan Injil atau seseorang mendapatkan pengampunan dosa dan keselamatan hanya oleh kasih karunia.

Jadi menurut mereka, Allah dalam Alkitab adalah Allah yang inkonsistensi (berubah karakter dan kepribadian). Tentunya anggapan ini tidaklah dibenarkan oleh Alkitab dan iman Kristen, sebab Alkitab membuktikan bahwa eksistensi Allah dalam PL dan PB adalah sama dan tidak pernah berubah. (Baca juga: Menantikan Janji Tuhan)

Jika kita mencermati Alkitab maka kita akan menemukan pembuktian konsistensi Allah dalam Alkitab, paling tidak terbagi atas tiga bagian. Pertama, Allah konsisten dalam kasih-Nya. Sejak semula Allah mengasihi manusia, sehingga Ia merancangkan keselamatan. Rancangan keselamatan Allah diwujudkan melalui korban Anak Domba, sekali untuk selamanya.

Dosa tidak dapat diselesaikan dengan perbuatan baik atau melalui hukum Taurat, sehingga Allah harus turun tangan dengan menjadi manusia melalui Yesus Kristus Tuhan (Yoh. 3:16). Keberadaan Allah di dalam Kristus melalui kematian-Nya di atas kayu salib dengan tujuan menebus dosa manusia, jelas sekali adalah bukti dari konsistensi Allah dalam hal mengasihi makhluk ciptaan yang mulia di hadapan-Nya. (Baca juga: Yesus yang Mengisi Kehampaan)

Kedua, Allah konsisten pada firman-Nya (janji-Nya). Manusia sering gagal pada janjinya, karena manusia adalah makhluk terbatas yang dapat mengecewakan atau membuat janji tapi tidak ditepati. Namun, Tuhan akan selalu menggenapi segala firman-Nya bagi kita manusia (Yes. 40:8).

Janji yang difirmankan-Nya melalui Alkitab, secara umum adalah janji berkat, pemulihan, keselamatan, dan kehidupan kekal. Bagi bangsa Israel, janji-Nya tidak terealisasi karena ketidaktaatan mereka, bahkan mereka menolak Yesus dengan cara menyalibkan Dia. Maka, janji Tuhan akhirnya berlaku bagi bangsa-bangsa lain termasuk kita.

Ketiga, konsistensi Allah melalui kuasa-Nya. Kuasa Allah tidak berubah dari dahulu, sekarang, dan sampai selama-lamanya. Dalam PL, Allah banyak melakukan mujizat yang besar seperti laut Teberau terbelah dua dan tembok Yerikho runtuh.

Dalam PB, Yesus melakukan mujizat penyembuhan dari segala macam penyakit, membangkitkan orang mati, melepaskan belenggu setan, bahkan Ia berkuasa atas alam, seperti air menjadi anggur dan angin ribut diredakan. (Baca juga: Manusia Separuh Badan)


Keberadaan Allah yang tidak pernah berubah baik kasih, janji, dan kuasa-Nya, menunjukkan bahwa hanya Dialah Pribadi yang dapat diandalkan, dipercaya, dan diagungkan. Jangan ada keraguan untuk datang kepada-Nya, sebab hanya Dia sumber kekuatan dan pertolongan kita. Percayalah kepada-Nya dengan segenap hati.

DOA
Bapa, terkadang aku meragukan janji dan kuasaMu. Namun saat ini ku mau semakin percaya kepada-Mu, ajarlah aku semakin setia kepada-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin.


~~ Share atau Bagikan Sekarang Juga ~~