Merdeka di Dalam Kristus (Galatia 5:13; 1 Petrus 2:16-17)


Iman Kristen - "Mengapa kita perlu dimerdekakan dari dosa? Mengapa Yesus mau memerdekakan kita dari dosa? Simak renungan berjudul Merdeka di Dalam Kristus ini, dan jika Anda merasa diberkati melalui renungan ini,bagikan ke Sosial Media (Facebook, Twitter, Google+, dll.) Anda, agar ada banyak orang yang juga diberkati melalui renungan."



"Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih."
(Galatia 5:13)

Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.

Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!
(1 Petrus 2:16-17)


Berbicara tentang kemerdekaan, tentu menjelaskan tentang suatu kebebasan, yakni bebas dari penjajahan dan penindasan, sebagaimana terjadi pada bangsa kita.

Karena perjuangan para pahlawan, Indonesia dapat meraih kemenangan dari penjajahan Belanda dan memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Indonesia dikenal dunia melalui keberanian para pahlawan bangsa.(Baca juga: Sang Miliuner Menjadi Gelandangan)

Kemerdekaan dapat diraih karena adanya perjuangan dan dibayar dengan pengorbanan yang besar, yakni nyawa para pejuang. Jika tidak ada perjuangan, adakah kemerdekaan? Karena itulah kemerdekaan layak untuk diperjuangkan.

Kita tahu bersama untuk meraih kemerdekaan perlu adanya pengorbanan, semangat juang, tidak gentar, dan berjuang sampai tetes darah terakhir, seperti pahlawan bangsa kita. Tanpa semua itu, tidak akan ada kemerdekaan bagi suatu bangsa.

Selain itu, meski Indonesia telah merdeka, perjuangan pun tidak hanya sampai disitu, harus terus berlanjut agar bangsa ini tetap berdiri, tampil mandiri, dan tetap jaya di antara bangsa-bangsa yang ada di dunia. Sebab itu, sebagai warga negara, sudah seharusnya kita memiliki beban moral untuk mendidik anak-anak sebagai tongkat estafet kepemimpinan selanjutnya.

Selain kemerdekaan fisik yang dapat diraih seperti halnya bangsa kita terbebas dari penjajahan, kita juga memperoleh kemerdekaan rohani melalui pengorbanan Kristus di atas kayu salib. Kasih Tuhan melalui anakNya yang tunggal, yakni Tuhan Yesus Kristus melakukan pengorbanan yang besar untuk membebaskan kita dari perbudakan dosa (Rm 6:16-17).

Sebelumnya kita terikat oleh dosa dan tidak mampu melepaskan diri dari cengkeraman maut. Perbuatan baik pun tidak bisa membuat kita terbebas dari dosa dan kematian kekal. Karena itu, manusia membutuhkan seorang pahlawan yang berjuang membebaskannya dari keterikatan dosa.

Namun, rupanya tidak ada seorang pun di dunia ini yang layak menjalankan misi penyelamatan manusia dari hukuman kekal. Manusia tidak bisa bertopeng dengan kelakuan dan perbuatan baik untuk mendapat keselamatan kekal, tetap saja ia pendosa di hadapan Tuhan.

Sebab itulah, Tuhan Yesus datang ke dunia mengambil rupa manusia dan merendahkan diri menjadi manusia untuk menggantikan kita dalam menanggung hukuman dosa. Dialah pahlawan satu-satunya yang memberikan nyawaNya untuk membayar lunas dosa manusia dengan darahNya yang mahal. Sungguh besar kasihNya bagi kita.

Kristus telah memerdekakan kehidupan setiap orang yang percaya kepadaNya, sehingga maut dan dosa tidak lagi berkuasa atas anak-anakNya. Namun, kita juga perlu menjaga kemerdekaan rohani melalui setia beribadah, tetap percaya kepadaNya, dan melakukan perbuatan baik agar dunia melihat Kristus di dalam kita.

Kita akan gagal jika menyia-nyiakan kemerdekaan dengan hidup menuruti keinginan daging, apalagi bila murtad. (Baca juga: Menantikan Janji Tuhan)


DOA
Bapa, aku menyadarai betapa besar kasihMu, sehingga anakMu yang Tunggal telah mati bagiku, ajarku agar selalu menghargai pengorbanan Kristus. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin.

~~ Share atau Bagikan Sekarang Juga ~~