Pengharapan Dalam Kesembuhan (Markus 10:46-52)
Iman Kristen - "Pengharapan yang kita miliki seharusnya bukan hanya dalam keselamatan dan pemeliharaan Tuhan, tetapi juga dalam kesembuhan. Simak renungan berjudul pengharapan dalam kesembuhan ini, dan jika Anda merasa diberkati melalui renungan ini, bagikanlah ke Sosial Media (Facebook, Twitter, Google+, dll.) Anda. agar banyak orang dikuatkan melalui renungan ini."
Setelah Yesus dan murid-muridnya keluar dari Yerikho, mereka menjumpai seorang pengemis yang buta bernama Bartimeus, anak Timeus, yang duduk di pinggir jalan. Setiap hari, ia berada disana menantikan belas kasihan orang-orang yang melewati pintu gerbang indah Kota Yerikho. (Baca juga: Hindarilah Merugikan Orang Lain)
Rupanya selama ini, ia menantikan seseorang yang bisa menolongnya dan memelekkan matanya, agar ia dapat melihat. Dan mungkin orang yang dinantikan selama ini adalah Yesus.
Mungkin karena ia sering mendengar kisah bahwa Yesus dapat melakukan mujizat, hal membuat Bartimeus memiliki pengharapan untuk mengalami kesembuhan dari kebutaan. (Baca juga: Inisiatif Meresponi Panggilan Tuhan)
Hari yang dinanti pun tiba, dan ia tidak mau melewatkan begitu saja, karena itu ketika ia mendengar Yesus lewat di situ, pengharapannya akan kesembuhan pun terlontarkan melalui seruannya. Ia yakin bahwa ia akan memperoleh kesembuhan, ia menaruh pengharapannya kepada Yesus.
Dalam pengharapan tersebut, ada tiga hal yang ia lakukan untuk mendapatkan kesembuhan. Pertama, ia berseru kepada Yesus (ay. 47). Ia menyatakan harapannya yang besar kepada-Nya agar Yesus menaruh belas kasihan kepadanya.
Kedua, ia bertekun (ay. 48). Di tengah banyaknya orang yang mengikuti Yesus, harapannya tidak hilang. Meskipun, mereka menegurnya untuk diam, situasi demikian justru membuat dia semakin antusias untuk menyerukan harapannya kepada Yesus. Dengan suara yang "semakin keras," ia menyerukan pengharapannya kepada Yesus.
Ketiga, beriman (ay. 49-50). Dalam harapannya yang besar, ia menyatakan imannya kepada Yesus melalui tindakannya, ketika Yesus meresponi panggilannya dengan menyuruh salah satu murid untuk memanggil dia, ia pun "menanggalkan jubahnya," segera "berdiri dan pergi" mendapatkan Yesus.
Kata "menanggalkan jubah" menunjukkan kepada imannya, bahwa setelah ia menemui Yesus, ia akan sembuh dan tidak akan mengenakan jubah itu untuk mengemis lagi. Kata "berdiri dan pergi" menunjukkan kepada tindakan imannya yang besar bahwa Yesus akan memberikan apa yang ia harapkan, meskipun harus melewati orang banyak.
Pada ayat 51, inilah pernyataan iman dan pengharapannya yang besar "supaya aku dapat melihat." Oleh pengharapan dan iman, ia pun memperoleh kesembuhan.
Terkadang, ada juga orang percaya ketika sakit mereka terlebih dahulu mencari dokter dan obat-obatan tanpa berseru kepada-Nya. Tidak salah kita ke dokter dan berobat, tetapi ingat jika Tuhan tidak mengizinkan kesembuhan terjadi, meski dokter sehebat apapun, obat semanjur apapun, tentu tidak akan dapat memberikan kesembuhan. (Baca juga: Hanya Ada Satu Pintu)
Sumber kesembuhan dari segala sakit penyakit hanyalah Yesus Tuhan, tidak ada yang mustahil bagi Dia. Oleh Karena itu, jika kita mengalami sakit penyakit, milikilah pengharapan dalam kesembuhan. Datanglah kepada-Nya dan memohon belas kasihan dengan cara berseru, bertekun, dan beriman.
DOA
Bapa, aku percaya Engkau Tuhan adalah penyembuhku. Kuserahkan hidupku kepada-Mu dan aku mau berharap kepada-Mu senantiasa. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin.