Anne Rice: I Am Second (1 Timotius 1:12-17)
Iman Kristen - "Apa yang menjadi utama dalam kehidupan kita? Siapa yang harus menjadi yang pertama di dalam hidup kita? Simak renungan berjudul Anne Rice: I Am Second ini, dan jika Anda merasa diberkati melalui renungan ini, bagikanlah ke Sosial Media (Facebook, Twitter, Google+, dll.) Anda, agar banyak orang yang juga dikuatkan melalui renungan ini."
Hal utama yang seharusnya diprioritaskan di dalam hidup ini adalah perkara-perkara rohani, bukanlah kekayaan, kehormatan, dan kedudukan. Bisa saja seseorang membanggakan apa yang dimiliki dan apa yang dicapainya, namun semuanya itu dapat hilang dalam sekejap.
Tidak ada yang bersifat kekal; hanyalah fana, selain mengutamakan Tuhan.
Seorang novelis vampir yang terkenal bernama Anne Rice dengan karya novel yang berjudul "Interview with the Vampire", menyadari bahwa Tuhanlah yang seharusnya memiliki tempat pertama dalam hidup ini.
Meski di masa kecilnya telah diajarkan tentang Alkitab, namun setelah dewasa ia menjadi seorang atheis. Karena keadaan hatinya yang hidup jauh dari Tuhan, sehingga ia katakan novel-novel vampirnya merupakan refleksi pergulatan batinnya hidup di dunia tak bertuhan yang diciptakannya.
Dalam pencarian kedamaian dan ketenangan di dunia ini, sampai pada puncak ketenaran dan keberhasilan, ia tak menemukannya. Dan akhirnya, ia menyadari bahwa damai sejahtera dan ketenangan hanya ditemukan di dalam Yesus Tuhan.
Seorang novelis vampir yang terkenal bernama Anne Rice dengan karya novel yang berjudul "Interview with the Vampire", menyadari bahwa Tuhanlah yang seharusnya memiliki tempat pertama dalam hidup ini.
Meski di masa kecilnya telah diajarkan tentang Alkitab, namun setelah dewasa ia menjadi seorang atheis. Karena keadaan hatinya yang hidup jauh dari Tuhan, sehingga ia katakan novel-novel vampirnya merupakan refleksi pergulatan batinnya hidup di dunia tak bertuhan yang diciptakannya.
Dalam pencarian kedamaian dan ketenangan di dunia ini, sampai pada puncak ketenaran dan keberhasilan, ia tak menemukannya. Dan akhirnya, ia menyadari bahwa damai sejahtera dan ketenangan hanya ditemukan di dalam Yesus Tuhan.
Ia kembali membuka hatinya untuk Tuhan dan mengasihiNya dengan segenap hati. Dalam videonya “I Am Second”, ia mengatakan, “selama Anda menyangkal Tuhan Anda tidak akan pernah beristirahat. Anda tidak akan pernah mendapat kedamaian.”
Rice juga menambahkan, “Anda tidak dapat menyelamatkan diri Anda dengan karya seni, dengan musik, dengan perjalanan, bahkan dengan kekayaan.”
Berbeda dengan kisah Rasul Paulus, ia memiliki status sosial yang baik karena memiliki kewarganegaraan Romawi dan seorang pembelajar Hukum Taurat. Guru besarnya adalah Gamaliel salah satu tokoh imam besar.
Ia keturunan Yahudi dan termasuk tokoh yang berpengaruh di kalangan Yahudi. Ia juga memiliki wewenang untuk menganiaya dan membunuh orang Kristen.
Sejak Rice kembali di jalan Tuhan, hidupnya mengalami perubahan, ia tidak lagi menulis tentang vampir, dan sekarang ia menulis buku-buku rohani. Beberapa karya buku rohaninya berjudul "Christ the Lord: Out of Egypt, Christ the Lord: The Road to Cana, dan Angel Time: The Songs of the Seraphim".
Bahkan, ia memberikan kesaksian di video “I Am Second”, yaitu mengisahkan perjalanan hidupnya yang jauh dari Tuhan, kini kembali ke jalan Tuhan dan menempatkan-Nya di tempat utama di dalam hidupnya dan dirinya yang kedua. Ia penuh semangat melayani Tuhan, menulis buku, dan bersaksi.
Berbeda dengan kisah Rasul Paulus, ia memiliki status sosial yang baik karena memiliki kewarganegaraan Romawi dan seorang pembelajar Hukum Taurat. Guru besarnya adalah Gamaliel salah satu tokoh imam besar.
Ia keturunan Yahudi dan termasuk tokoh yang berpengaruh di kalangan Yahudi. Ia juga memiliki wewenang untuk menganiaya dan membunuh orang Kristen.
Akan tetapi, setelah Paulus bertobat, keuntungan dan pencapaian di masa lalu, dianggap rugi karena pengenalan akan Kristus lebih mulia dari segalanya, dan ia pun melayani Tuhan dengan segenap hati.
Paulus menjadikan Tuhan yang utama dalam hidupnya. Hal yang sama juga dilakukan oleh Anne Rice, dirinya yang kedua dan Tuhan di tempat yang pertama dan utama. Melalui peristiwa pertobatan Rice ini, tentu mengingatkan kita untuk menempatkan Tuhan yang pertama dan di atas segalanya dari hal apapun.
Janganlah menempatkan diri kita, istri, anak-anak, orang tua, pimpinan, dan sahabat di tempat pertama atau utama melebihi Tuhan. Tempatkanlah Tuhan di tempat yang pertama.
DOA
Bapa sorgawi, aku mau mengasihi Engkau dengan segenap hati, mampukan aku agar selalu memprioritaskan Tuhan di hidupku. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.
(Renungan ini adalah tulisan asli penulis yang sudah dimuat dalam Renungan Harian Manna Sorgawi, No. 213 Tahun XVIII)