Perkataan Bisa Menjadi Jerat (1 Petrus 3:9-12; Amsal 21:23)
Iman Kristen - "Sebagai orang percaya, kita seharusnya mengekang lidah atau perkataan kita. Mengapa kita perlu menjaga perkataan kita? Simak renungan berjudul Perkataan Bisa Menjadi Jerat ini, dan jika Anda merasa diberkati melalui renungan ini, bagikanlah ke Sosial Media (Facebook, Twitter, Google+, dll.) Anda, agar banyak orang juga dikuatkan."
Renungan ini ditulis sebelum Pilkada DKI putaran pertama dan calon gubernur petahana Basuki Tjahaya Purnama atau disebut Ahok, telah menjalankan persidangan ke sembilan kali, atas tuduhan penistaan agama.
Gubernur Ahok dilaporkan, menjadi tersangka, dan sementara menjalani persidangan karena dituduh telah menista agama melalui perkataannya. Banyak orang mengakui kinerja Ahok tetapi kerap membenci perkataannya karena dianggap tidak beretika atau kasar.
Akibat perkataan yang tidak terkontrol, akhirnya menjadi pintu masuk dalam upaya menghancurkan kariernya. Lawan politik dan para pembencinya berupaya menjatuhkannya. Dan melalui perkataan yang dianggap kasar dan ceplas-ceplos, akhirnya menjadi jerat.
Hal ini tentu menjadi pelajaran berharga buat beliau, agar semakin berhati-hati dalam berucap. Atau mungkin beliau perlu memiliki juru bicara dan pendamping spiritual iman, supaya akan lebih baik lagi dalam perkataan maupun melalui tindakan. Mungkin saja ada yang menilai bahwa perkataannya tidaklah masalah, sebab apa artinya santun berkata tetapi toh, ternyata tidak jujur atau korupsi.
Di sisi lain, sebagai manusia biasa tentu memiliki kekurangan dan kelemahan. Namun sebagai publik figur dalam pemerintahan, perkataan juga harus dijaga sehingga menyejukkan dan meredam situasi politik yang memanas. Sebab ada pihak-pihak yang sedang bermanuver mencari celah, hendak menyerang pemerintah, seperti halnya kasus makar beberapa waktu yang lalu.
Jangankan Gubernur Ahok yang adalah publik figur, kita pun sebagai orang percaya, seharusnya kita juga mengekang lidah kita agar tidak menjadi jerat yang berbalik menyerang dan kita pun tampil berintegritas.
Dalam keluarga, pergaulan, pekerjaan, atau di mana saja kita berada seharusnya jangan kita berkata-kata kasar, berkata-kata kotor atau makian, menjatuhkan, bahkan menista atau menghina agama, sebab hal itu bisa menjadi bumerang bagi kita.
Selain terjerat hukum pidana, bisa juga terjadi perkelahian, dan bisa sampai pada pembunuhan fisik, hanya karena perkataan yang kasar atau menyinggung perasaan orang lain. Penting sekali kita mengekang lidah kita.
Mengapa kita perlu menjaga perkataan? Sebab Alkitab berkata, "Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran." Bisa saja kesukaran atau persoalan yang kita hadapi disebabkan karena perkataan kita. Di bagian lain juga disebutkan, "Kata-kata yang baik menambah semangat, kata-kata yang menyakitkan melemahkan hasrat." (BIS, Ams 15:4).
Maka, perkataan yang keluar dari mulut kita seharusnya perkataan yang baik atau membangun, sehingga orang lain merasa diberkati dan semangat, bukan perkataan kebencian atau menyakitkan. Jika perkataan kita selama ini kasar, negatif, dan menyakiti orang lain, mulailah hari ini perkatakan yang baik atau perkatakanlah Firman Tuhan.
DOA
Bapa sorgawi, ajarku untuk memperkatakan hal-hal yang baik dan membangun, bukan perkataan negatif maupun perkataan kotor. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.